Sejarah Cetak Sablon - Sablon Kaos
CETAK SABLON
Salah
satu teknik cetak yang sangat sederhana, tanpa memerlukan investasi yang
tinggi. Teknik ini banyak diterapkan dalam berbagai sektor kehidupan manusia.
Walaupun dalam realisasinya bahwa teknik cetak sablon hanya bagian dari
wirausaha perumahan (home industry), tetapi teknik ini masih sangat signifikan
untuk terus dapat dikembangkan. Tidak menutup kemungkinan dengan adanya
perkembangan teknologi dalam industri, teknik cetak sablon saat ini telah
dikembangkan dengan menggunakan komputer dalam hal pembentukan gambarnya pada
screen (computer to screen/CtS). Disisi lain bahwa proses cetak sablon juga
sudah merambah ke berbagai industri seperti : industri keramik, elektronik,
packaging, tekstil, garmen, dan industri umum.Hal ini sangat terasa, karena
seluruh sentra-sentra kehidupan masyarakat hampir tidak lepas dari adanya
pemanfaatan teknik cetak ini.
A. SEJARAH CETAK SABLON
Cetak sablon
merupakan bagian dari teknik cetak yang dikembangkan oleh Yuzenzai Miyasaki
pada tahun 1654-1736 dan Zikukeo Hirose pada tahun 1822-1890 berkebangsaan
Jepang. Pada awalnya cetak sablon dikembangkan untuk pencetakan kimono yang
merupakan pakaian khas Jepang, dimana bila kimono ditulis dengan tangan menjadi
sangat mahal harganya. Selanjutnya cetak sablon berkembang hingga ke daratan
Eropa pada tahun 1851-1862 dan kemudian pada tahun 1868 Joseph Swan mendirikan
atau menemukan produk autotype. Pada tanggal 11 Juli 1907 Samuel Simmon yang
berkebangsaan Inggris mendapatkan hak patentnya untuk teknik cetak sablon.
Setelah itu cetak sablon berkembang ke Amerika Serikat sehingga pada tahun 1924
pertama kalinya proses cetak sablon dilakukan di atas bahan tekstil dan
kemudian pada tahun 1946 MC Kornick dan Penney menemukan mesin cetak sablon.
B. PENGERTIAN CETAK SABLON
Cetak sablon merupakan proses stensil untuk memindahkan suatu
citra ke atas berbagai jenis media atau bahan cetak seperti : kertas, kayu,
metal, kaca, kain, plastik, kulit, dan lain-lain. Wujud yang paling sederhana
dari stensil terbuat dari bahan kertas atau logam yang dilubangi untuk
mereproduksi atau menghasilkan kembali gambar maupun hasil dari suatu rancangan
desain. Stensil tersebut selanjutnya merupakan gambaran negatif dari gambar
asli atau original dimana detail-detail gambar yang direproduksi memiliki tingkat
keterbatasan terutama bila mereproduksi detail-detail yang halus. Pada teknik
cetak sablon acuan yang berupa stensil dapat juga melalui tahapan fotografi,
yang pada umumnya dikenal dengan istilah film hand cut.Film photographi dan
emulsi stensil direkatkan ke atas alat penyaring (screen) yang
dibentangkan pada sebuah bingkai yang terbuat dari bahan kayu maupun logam yang
berfungsi sebagai pemegang bagian dari suatu desain, dan harus mampu menahan
bagian yang digunakan selama proses penyablonan berlangsung.
Adakalanya para perancang grafis melakukan tahapan desain
secara langsung pada permukaan alat penyaring dengan bahan yang disebut
“tusche” dan kemudian menutup keseluruhan sablonan dengan lem. Tusche
selanjutnya dicuci dengan bahan pelarut agar diperoleh bagian yang dapat
mengalirkan tinta pada permukaan alat penyaring.Pada awal abad ke 20 proses
pelaksanaan cetak sablon mulai menggunakan kain/screen yang terbuat dari bahan
sutera yang semula dipergunakan untuk menyaring tepung. Dari sinilah maka istilah
cetak sablon dikenal dengan sebutan “silk screen printing” yang
digunakan pada tahapan proses cetak. Karena sutera harganya cukup mahal, serta
memiliki kekuatan yang kurang baik, serta secara dimensional kurang stabil,
maka kemudian diganti dengan bahan yang terbuat dari nilon dan selanjutnya
dengan poliester. Sedangkan untuk keperluan cetak, alat-alat atau benda-benda
elektronik dipergunakan kain (screen) yang terbuat dari bahan stainless
steel/logam. Serat kain dibuat/dianyam/dirajut menurut standar dan diproduksi
dengan berbagai ukuran tergantung dari tingkat ketebalan serat benang yang akan
menghasilkan tingkat kerapatan anyaman.
Kain Saring/Monil
Pada proses cetak sablon “kain”
atau screen mempunyai peranan yang amat penting, bahkan dapat dikatakan sebagai
faktor penentu tingkat kwalitas dari proses cetak yang dihasilkan. Kain sablon
dipergunakan sebagai sarana untuk memegang gambar yang terdapat pada permukaan
kain (screen). Dewasa ini kain atau screen lebih banyak terbuat dari serat
sintetis jenis tunggal (mono filamen). Berbagai jenis serat kain yang dapat
dipergunakan untuk proses cetak sablon diantaranya adalah :
- nilon
- polyester,terdiri atas :metalissed polyester/polyester logam, antistatic polyester/polyester antistatis, calendered polyester/polyester termampatkan.
- stainless steel.
C. KETEBALAN KAIN/SCREEN
Serat kain
yang terbuat dari nilon atau polyester tersedia dalam beberapa derajat
ketebalan yakni: tipe Small (S), tipe Medium (M), tipe Thick (T)
dan Heavy Duty (HD). Serat benang dengan tipe S serat benangnya
tipis, cocok untuk pekerjaan nada lengkap (halftone), dan gambar seni (artis/seni).
Serat benang dengan tipe M serat benang yang memiliki ukuran medium,
cocok untuk pekerjaan nada lengkap yang kasar. Serat benang dengan tipe T
serat benangnya tebal, cocok untuk segala jenis pekerjaan pada teknik cetak
sablon. Sedangkan serat benang dengan tipe HD, serat benang
dengan ekstra tebal cocok untuk pekerjaan yang dilakukan secara masinal (cetak menggunakan mesin), cetak blok dan jenis-jenis pekerjaan kasar.
dengan ekstra tebal cocok untuk pekerjaan yang dilakukan secara masinal (cetak menggunakan mesin), cetak blok dan jenis-jenis pekerjaan kasar.
WARNA KAIN/SCREEN
Kain (screen) pada umumnya berwarna putih.
Tapi seringkali kain berwarna putih dan pada waktu dilakukan proses penyinaran akan
menimbulkan gejala pemantulan kembali yang dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan
penyinaran. Untuk mengatasi masalah tersebut pada umumnya kain dibuat berwarna
kuning, jingga dan merah. Sehingga kain berwarna digunakan untuk menghindari
terjadinya pemantulan kembali cahaya pada waktu penyinaran stensil foto
sistem direct (langsung), sistem direct/indirect (langsung/tidak
langsung), maupun sistem cappilary (kafilek).
PERSYARATAN KAIN
Untuk
memperoleh tingkat resolusi gambar yang terbentuk pada kain (screen) serta
peningkatan definisi hasil ceta sablon, maka diperlukan persyaratan khusus untuk
jenis-jenis kain yang digunakan. Adapun persyaratan-persyaratannya adalah
sebagai berikut :
1.
Daya lentur/fleksibilitas.
Karena pada
saat dilakukan perentangan pada bingkai cetak kain harus ditarik untuk
mendapatkan tingkat keregangan pada permukaan bingkai serta pada waktu
dilakukan proses pencetakan screen tidak boleh menyentuh bahan cetak, dengan
jarak kira-kira 3-5 milimeter, maka kain haruslah lentur.
2. Pori-pori tidak berubah atau bergeser.
Tujuan utama dari tidak bergesernya pori-pori kain adalah untuk
pengendalian penyaluran tinta cetak.
3. Tahan terhadap bahan kimia.
Selama kain digunakan pada tahapan
pencetakan kain selalu berhubungan dengan bahan kimia seperti stensil foto,
tinta cetak, dan bahan pencuci atau pembersih, maka kain harus dapat tetap
bertahan atau tidak mudah rusak.
4. Mudah dibersihkan.
Diharapkan agar kain dapat dipergunakan secara
berulang-ulang maka kain harus mudah dibersihkan.
5. Tahan terhadap gesekan.
Pada waktu digunakan screen akan selalu
bersentuhan dengan rakel yang memiliki variasi derajat kekerasannya.Dengan
demikian gesekan dari rakel tidak dengan mudah mengikis serat kain yang
berdampak pada pengalihan tinta cetak dan mengakibatkan kain mudah rusak.
6.
Memiliki keporian yang bervariasi.
Dengan adanya variasi pori-pori
screen, maka berbagai bentuk bahan serta berbagai macam bentuk gambar dapat
dicetak dengan cetak sablon
7. Variasi dari tingkat kerapatan screen.
Sangat
berpengaruh pada tahapan pengalihan tinta cetak. Dengan banyaknya variasi yang
disediakan untuk jenis-jenis kain diharapkan agar lapisan film tinta dapat
dengan mudah dialihkan ke atas bahan cetak(media cetak) yang dipergunakan.
D. PEDOMAN PENGGUNAAN KAIN
Penggunaan kain sangat erat hubungannya
dengan penggunaan bahan cetak serta prosses pengalihan tinta ke atas bahan
cetak. Berikut ini ada beberapa pedoman yang dapat dipergunakan pada teknik
cetak yang ditentukan berdasarkan nomor-nomor yang ada pada screen, diantaranya
:
55T :
dipergunakan untuk pencetakan di atas bahan handuk dan karung
62T : pencetakan dengan floating
pasta atau cetak timbul di atas bahan tekstil khususnya kaos.
77T : untuk pencetakan di atas
bahan tekstil seperti kaos, handuk.
90T : pencetakan di atas
kain, bagde, dan pencetakan motif halus atau gambar seni dengan pasta timbul di
atas kaos.
120T : pencetakan menggunakan
tinta brons emas di atas bahan karton, seng, kayu, kulit,imitasi, dan kertas.
150T : pencetakan kertas dengan motif blok,
imitasi, mika dan stiker.
165T : untuk mencetak di atas
bahan kertas dan plastik.
180S : untuk cetak plastik dan
kertas halus.
200S : dipergunakan untuk prosses
pencetakan model nada lengkap atau halftone.
Penggunaan nomor screen harus diseimbangkan dengan
penggunaan bahan cetak, tinta cetak, kehalusan pori-pori screen, serta jalinan
benang percentimeter Semakin besar nomor screen maka akan semakin kecil pori-pori
yang ada pada screen dan semakin tipis lapisan film tinta yang dialihkan ke
atas bahan cetak. Dan sebaliknya, bila semakin kecil nomor screen maka akan semakin
besar pori-pori screen serta semakin tebal lapisan film tinta yang dialihkan.
Peralatan
Sablon
1.
Film sablon. bisa dikatakan model
gambar/desain/tulisan yang bakal kita tuangkan dalam obyek sablon (kaos,
kertas, plastik, karton, dsb. Film ini dibuat melalui desain komputer yang
diprint menggunakan tinta laser (memakai tinta printer biasa juga bisa saja, tapi
hasilnya kurang bagus/tajam). Desain sablon kebanyakan dibuat menggunakan Corel
ataupun Adobe.
2.
Screen (baca: skrin); media yang dipakai
untuk mengantarkan tinta sablon ke obyek sablon. Bentuknya balok yang disusun
persegi empat kemudian dipasang kain khusus. Ukurannya bermacam-macam, misalnya
ada screen yang berukuran 30x40cm, 20×30 cm, sampe ada screen ukuran “raksasa”
yang biasa dipakai untuk membuat spanduk.
3.
Rakel. Alat ini berguna untuk
mengkuaskan tinta sablon yang ada di Screen supaya tercipta gambar di obyek
sablon. Bahannya dari karet yang diberi pegangan kayu memanjang.
4.
Tinta sablon. Bermacam-macam jenis dan nama
tinta bergantung dari sablonan apa yang hendak kita buat. Tinta yang digunakan
untuk membuat sablon kaos banyak macamnya. Ada juga tinta sablon kaos yang bisa timbul
setelah kita setrika.
5.
Cairan-cairan pencampur. Cairan ini berguna
untuk mencampurkan tinta agar sesuai dengan tingkat kekentalan and warnanya.
Bisa cairan M3, M3 Super, tinner, minyak tanah, dan sebagainya.
6.
Meja sablon. meja ini berguna untuk meletakan obyek sablonan. Meja sablon
terbuat dari rangka besi/kayu. Di bagian atas adalah kaca transparan, dan
dibawahnya diletakkan lampu neon agar bisa terlihat jelas saat menyablon.
7.
Hair dryer. Alat ini berguna untuk
mengeringkan sablonan.
8.
Lampu Neon, lampu ini diletakkan di bawah kaca meja yang ditempel dengan
rangka besi ataupun kayu.
9.
Tempat penjemuran. Alat ini bisa berupa kayu
panjang berukuran 1,5 meter untuk tempat menjemur kaos yang sudah disablon agar
cepat kering. Jumlahnya tergantung banyaknya kaos yang disablon. Peran sinar
matahari terik sangat dibutuhkan agar proses pengeringan lebih cepat.
10.
Beberapa peralatan pendukung.
E. PROSES PENYABLONAN
Dalam dunia cetak mencetak,
teknik cetak sablon dapat di katagorikan ke dalam kegiatan cetak mencetak
manual, sedangkan yang menggunakan mesin di sebut dengan istilah offset.
Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam teknik cetak sablon adalah sebagai
berikut.
1. Alat
·
Screen atau kain gasa
adalah alat untuk mencetak gambar pada benda yang akan disablon. Kain ini
berpori-pori sangat halus sehingga menyerupai kain sutra. Lubang pori-pori pada
kain ini berfungsi menyaring dan menentukan jumlah tinta yang keluar. Kerapatan
lubang pori-pori kain ini di bagi tiga macam, yaitu screen kasar,
cocok untuk media yang menyerap banyak air, seperti kaos. Nomor kerapatanya
antara 48 T- 90T ( T = Thick , satuan kerapatan dan ketebalan
benang-benang screen ). Screen sedang, cocok untuk benda yang
tidak menyerap banyak air seperti, kertas dan kulit imitasi, nomor kerapatannya
antara 120 T – 150T. Screen halus, cocok untuk benda yang tidak
menyerap air seperti plastik, kaca, mika dan barang pecah belah lainya.
- Rakel merupakan alat bantu untuk menerapkan cat sablon yang digunakan pada screen. Rakel ini umumnya di buat dengan bahan sintetik seperti Polyrethane atau Polyviyl. Bahan ini cukup kuat dan tahan akan kelembaban udara sehingga akan lebih awet. Adapun jenis rakel sesuai fungsinya seperti rakel lunak untuk yang memerlukan banyak tinta, rakel keras untuk hasil yang detil dan halus. Bentuk ujung rakel pun ada beberapa jenis, seperti rakel tumpul. rakel bulat, rakel lancip, rakel lancip ujung datar, rakel miring dan rakel kotak.
- Meja digunakan sebagai alas atau dasar dari benda yang akan disablon
- Kipas angin sebagai alat penunjang di perlukan untuk membantu mempercepat pengeringan lapisan afdruk pada proses pembuatan klise, Alat ini dapat digantikan dengan hairdryer , hairdryer akan membantu lebih cepat ketimbang kipas angin karena selain dengan angin Hairdryer juga memanaskan sehingga proses pengeringan akan lebih cepat.
- Handspray/Penyemprot air ini diperlukan untuk membersihkan model gambar atau film pada screen yang telah di afdruk.
Digunakan untuk keperluan sablon adalah zat kimia yang di gunakan untuk pembuatan film. Adapun bahannya sebagai berikut
- Larutan afdruk merupakan cairan emulsi dan sintizer(bahan peka cahaya) perbandingan campuran kedua bahan ini adalah 9 : 1 . contoh beberapa produk bahan afdruk yang berada di pasaran antara lain Ulano, Photosol, Autosol, Cromalin dan Uno
- Krim deterjen ini digunakan sebagai bahan peluruh sisa-sisa cat dan tinta yang masih tertinggal pada screen
- Kaporit atau bahan pemutih di gunakan untuk menghapus lapisan afdruk setelah scren rampung di gunakan.
- Secren laquer cairan ini digunakan untuk mengkoreksi hasil afdruk film pada secren. Jika ada bagian yang bocor digunakan cairan ini untuk menambal.
- Perekat sintetik seperti lakban di gunakan utuk menutup daerah non image area. Yang bocor pada screen.
Bahan cetak yang dimaksud disini adalah tinta sablon dan pengencer. Tinta sablon digunakan sebagai materi pokok pembentuk gambar pada sasaran atau media yang akan disablon. Pengencer digunakan untuk pencampur tinta agar kekentalan dapat disesuaikan. Adapun jenis tintanya sebagai berikut:
a. Jenis Tinta Berdasarkan Pengecer
·
Tinta yang berbasiskan air disebut dengan tinta
Water Base, artinya jika mencetak dengan tinta ini di encerkan atau dicampur
dengan air. Sedangkan dengan tinta yang berbasis minyak disebut Tinta Solvant
Base, yaitu tinta yang memakai minyak sebagai pengencernya.
b. Jenis Tinta Berdasarkan Aplikasinya
·
Jenis tinta berdasarkan ke gunaannya dapat
dibagi menjadi dua yakni tinta tekstil dan non
tekstil. Untuk tinta tekstil ini kembali dibagi menjadi beberapa
bagian yakni tinta timbul dan tidak timbul, jika tinta timbul di gunakan pada
hasil cetakannya akan terasa menonjol sedangkan untuk tinta tidak timbul akan
terasa rata jika diraba. Sedangkan tinta non tekstil ada beberapa jenis seperti
tinta kertas, tinta untuk plastik, tinta kulit, tinta kaca, tinta logam dan
tinta kayu. Macam macam tinta non tekstil memiliki sifat yang berbeda sesuai
fungsi benda yang menjadi media cetak sablon.
F. Proses Cetak Sablon
Ada pun tahapan –tahapan yang harus dilalui dalam proses cetak sablon. adalah.
- Pembuatan Desain
Dalam memulai sesuatu tentunya harus memiliki
rancangan atau desain. Ini untuk memudahkan dalam pembuatanya. Desain ini
berupa gambar ataupun text yang menjadi pola cetak sablon. desain cetak sablon
ini dapat dibuat dengan manual ataupun digital. Untuk desain manual biasanya
menggunakan tinta hitam pekat digambar menggunkan tangan di atas kertas kalkir,
ketentuan dalam desain adalah kepekatan tinta dalam gambar harus merata.
Sedangkan jika menggunakan desain digital dapat dibuat di komputer dengan
menggunakan software grafis seperti Photoshop, atau Corel Draw,
hasil olahan gambar ini kemudian di Print di atas kertas kalkir dengan
warna hitam putih. Adapun alternatif lain untuk mengganti kertas kalkir dengan
memakai kertas HVS tetapi setelah gambar selesai harus di oleskan minyak
kelapa, ini berfungsi memberikan agar sinar dapat masuk lewat kertas yang
bening pada proses pengafdrukan
- Proses afdruk Film ( Eksposing)
Proses afdruk Film adalah proses
pemindahan gambar model ke screen dengan menggunakan cahaya ultra
violet. Bahan yang dipergunakan adalah larutan emulsi dan sensitizer.
Proses afdruk dimulai dari melarutkan cairan emulsi dengan sensitizer
dengan perbandingan 9:1 yang kemudian dioleskan secara merata pada kain screen.
Kemudian kain screen di keringkan dengan memakai kipas angin atau
hairdryer, pada proses ini dilakukan diruang gelap untuk menghindari sinar UV
membakar lapisan afdruk, karena jikan kena sinar UV dapat diyakinkan
proses ini akan gagal. Setelah proses pengerigan awal ini selesai di lanjutkan
proses penyinaran dengan menutup dengan film atau desain yang telah kita buat
dengan kertas kalkir tadi. Diatas film diidi dengan kaca agar film tidak
bergeser pada waktu penyinaran, dan pada bagian belakang secren disis dengan
spon dan kain berwarna gelap untuk menguragi atau meredam sinar UV. Setelah +
1 menit screen di basahi dengan air, pada proses ini disebut
dengan proses pengembangan, setelah dibasahi dengan air dan larutan kimianya
telah bersih dibiarkan sesaat sebelum dibersihkan dengan mengunakan hairspray.
Hairsepray ini berguna untuk merapikan dan membersihkan dari sisa-sisa larutan afdruk
pada bagian Image area, proses selanjutnya adalah mengkoreksi gambar
dengan secren laquer untuk menutup Image area yang tidak
diinginkan menjadi non Image area. Proses terakhir dalam mengafdruk
filam adalah penyinaran akhir untuk finishing, setelah film selesai di afdruk
dan di koreksi dibiarkan kering sebelum digunakan.
- Menyablon
Persiapan dalam proses penyablonan adalah
pemasangan secren pada media, seteah secren terpasang dengan tepat barulah
mulai dengan proses pemulasan cat, dalam proses pewarnaan diusahakan untuk
mendahulukan warna terang yang berlajut ke warna gelap, setelah cat dipulaskan
secara merata dengan rakel secren kemudian di angkat dan hasilnya di
keringkan sebelm melajutkan kewarna lainya.
Sumber : http://sri-w4hyuni.blogspot.co.id/2012/01/sejarah-cetak-sablon.html
Tag: print kaos, sablon kaos, sablon baju, bikin baju, print kaos satuan, print kaos murah, sablon kaos satuan, sablon kaos murah, sablon baju satuan, sablon baju murah, bikin baju satuan, bikin baju murah, sablon kaos digital, sablon kaos satuan jakarta, sablon kaos distro,sablon kaos manual, sablon kaos digital, sablon kaos anak, , sablon kaos anak murah, sablon kaos bagus, sablon kaos dtg, sablon kaos combed, sablon kaos cutting, sablon kaos couple, sablon kaos desain sendiri, sablon baju digital, sablon baju satuan jakarta, sablon baju jakarta, sablon baju anak, sablon baju manual, sablon baju bayi, sablon baju couple, sablon baju manual, harga sablon baju, sablon baju distro, sablon baju digital, print kaos distro, print kaos hitam, print kaos di jakarta, print kaos dtg jakarta, print kaos a3, print kaos jakarta,print kaos satuan jakarta, print kaos digital, print kaos dtg, bikin baju satuan, jasa bikin baju, bikin baju di jakarta, bikin baju desain sendiri,bikin baju distro, bikin baju couple, bikin baju sablon, bikin baju online, bikin baju sendiri, bikin baju kaos, bikin baju manual, bikin baju digital, bikin baju distro di jakarta, bikin baju bayi, bikin baju bola sendiri, bikin baju anak, bikin baju bola, bikin baju kemeja, bikin baju kaosCustom.co.id, print kaos digital kualitas terbaik , aneka warna dan model , tanpa minimal order, print kaos tanpa minimal order